Adalah sebuah gerakan desain yang populer dari 1920 hingga 1939, yang mempengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri, maupun seni visual seperti misalnya fesyen, lukisan, seni grafis, dan film. Gerakan ini, dalam pengertian tertentu, adalah gabungan dari berbagai gaya dan gerakan pada awal abad ke-20, termasuk Konstruksionisme, Kubisme, Modernisme, Bauhaus, Art Nouveau, dan Futurisme. Popularitasnya memuncak pada 1920-an. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu,
Sejarah
Setelah Eksposisi Dunia 1900, berbagai seniman Perancis membentuk sebuah kolektif resmi, La Société des artistes décorateurs.
Asal Mula Kata Art Deco
Art Deco merupakan salah satu langgam yang sangat luas penerapannya, berbagai macam contoh dapat kita jumpai, dalam arsitektur, pakaian, poster dan peralatan rumah tangga serta masih banyak lagi contoh lain. Mekipun tersedia beragam benda yang memakai langgam Art Deco, namun tidaklah mudah mendefiniskan bagaimana langgam Art Deco tersebut.
Karena banyaknya negara yang menerapkan langgam ini membuat Art Deco berkembang dengan pesat, hal ini tidak memudahkan pendefinisian langgam yang bangkit populer kembali pada tahun 60-an. Setiap negara yang menerima langgam Art Deco mengembangkannya sendiri, memberikan sentuhan lokal sehingga Art Deco di suatu tempat akan berbeda dengan Art Deco di tempat lain. Tetapi secara umum mereka mempunyai semangat yang sama yaitu menggunakan ornamen-ornamen tradisional atau historikal, sehingga langgam Art Deco merupakan langgam yang punya muatan lokal.
Meskipun pada awalnya Art Deco merupakan gaya yang mengutamakan hiasan-hiasan tradisional setempat, tetapi ia terbuka terhadap sesuatu yang baru, keterbukaan ini tercermin dalam pemakaian material yang baru dan dengan teknik yang baru, tak jarang pula mereka melakukan penggabungan material, sehingga hasil karya mereka hampir selalu inovatif dan eksperimentatif.
Perkembangan Art Deco tidak lepas dari pengaruh situasi dan kondisi jamannya, pada saat itu di Eropa sedang berlangsung revolusi industri, masyarakat terpesona oleh adanya penemuan-penemuan dan teknologi yang maju dengan pesat. Karakter-karakter teknologi yang menggambarkan kecepatan diejawantahkan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung dan zig-zag.
Arsitektur Art Deco
Menentukan Gaya Suatu Bangunan
Menentukan
Seni Art Deco termasuk dalam seni terapan, pada arsitektur langgam ini tidak menyuguhkan sesuatu sistem atau solusi yang baru, langgam Art Deco berbicara tentang permukaan dan bentuk. Arsitektur Art Deco merupakan arsitektur ornamen, geometri, energi, retrospeksi, optimisme, warna, tekstur, cahaya dan simbolisme.
Art Deco di Indonesia
Pengaruh Art Deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah satu diantara mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Hotel Preanger Bandung rancangan Schoemaker merupakan arsitektur berlanggam Art Deco dengan ciri khasnya elemen dekoratif geometris pada dinding eksteriornya. Selanjutnya perkembangan arsitektur Art Deco di Indonesia tampil lebih sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk silinder, contoh konkret dari konsep ini adalah Vila Isola Bandung (sekarang gedung IKIP), juga rancangan Schoemaker. Kesederhanaan bentuk belumlah mewakili semua konsep arsitektur Art Deco ini karena kedinamisan ruang interior dapat dilihat dalam lay out bangunannya.
Arsitektur memang menggambarkan kehidupan jaman itu. Pengaruh aliran De Stijl dari Belanda yang menyuguhkan konsep arsitektural “kembali ke bentuk yang sederhana” dan pengkomposisian bentuk-bentuk sederhana menghasilkan pencahayaan dan bayangan yang menarik Aliran ini pula yang banyak mempengaruhi penganut arsitektur Art Deco di Indonesia
Perkembangan Art Deco akhir di
Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal, bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemoderenan.
Di Indonesia tentunya banyak bangunan berlanggam Art Deco yang masih harus dicari dan diteliti. Arsitektur ini merupakan salah satu kekayaan Arsitektur
Beberapa gambar yang termasuk Art Deco :
Christ Redeemer Statue in Rio de Janeiro, Brazil
(Patung Yesus di Brasil)
Dengan tangan terentang dan terbuka, Patung Yesus berdiri di puncak Gunung Corcovado. Patung Kristus Penebus
ini menghadap ke
hambanya. Patung yang berada di
merupakan patung Kristus dengan
***
ART
Brook Street
Basil Ionides, architect (design and interiors 1925-26), Oswald Milne, architect (1929-31)
***
Dilukis oleh Grant Wood (American, 1892-1942)
74.3 x 62.4 cm
Oil on Canvas
Sebuah ungkapan yang sebenarnya merujuk pada kondisi Amerika di akhir abad 19 . Ini mungkin sebuah karya fenomenal dari Wood yang melakukan observasi dan term makna "Gothic" itu sendiri. Saat itu konotasi " Gothic" lekat dengan khasanah arsitektural yang dimaknai dalam esensi sebuah lukisan. Visual pasangan yang sangat konvensional, saklek, dingin dan penuh curiga terhadap orang asing, dan membuka makna akan pertanyaan tentang maksud visual lukisan ini.
***
Dancer and Gazelles
th 1916
Oleh Paul Manship (American, 1886-1966)
826 x .883 x .285 m
terbuat dari perunggu
Sekarang berada di National Gallery of Art, Washington, DC.
***
Permainan kartu Pack of Discus
Buatan Amerika (Arrow Playing Card Co.)
tahun 1930
***
Mantle Clock
Buatan Inggris pada tahun 1930.
Terbuat dari kayu.
***
Teko teh "Racing Car"
Pembuatnya Sadler di Inggris
Tahun 1937
***
Diamond & Enamel Hexagonal pin
Pelapis hitam yang halus menambah sentuhan Art Deco menjadi motif yang klasikal.
Pin platinum prancis ini menonjolkan sebuah motif bunga2an dengan garis geometrik yg di soroti oleh lapis email hitam dan kumpulan berlian 2.00 karat.
(94 berlian, warna G-H, kejenihan SI)
pin ini berukuran 1 ¼.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar